KESENIAN AYUN-AYUN
Oleh
Kiswanto
Kesenian Ayun-ayun merupakan sebuah seni
musik rakyat yang bernafaskan Islam. Kesenian ini terdapat di dusun Srikuwe, kelurahan Ambar Tawang,
kecamatan Mungkid, kabupaten Magelang. Selain itu, kesenian ini juga terdapat
di beberapa daerah di Magelang antara lain antara lain Secang,
Njetak, dan Blabak.[1] Biasanya kesenian ini dipentaskan
dalam upacara hajatan warga seperti pernikahan, khitanan, kelahiran,
tasyakuran, dan peresmian masjid. Secara khusus untuk merayakan upacara
kelahiran, biasanya ditambah dengan syair-syair lagu yang diambil dari kitab
Al-barjanji sebelum dilanjutkan pada syair Ayun-Ayun yang asli. Selain
dipentaskan secara mandiri, kadang-kadang kesenian Ayun-ayun juga digunakan
untuk mengiringi gerakan seni pencak silat.
Kesenian ini digunakan
para seniman dan masyarakat sebagai sebuah ekspresi seni maupun media dakwah
yang utamanya adalah mengajak manusia untuk menuju ke jalan kebenaran, baik
dalam aspek duniawi maupun aspek akhirat.[2]
Hal ini sesuai dengan syair-syair lagu Ayun-ayun yang dikutip dari sebagian isi
Al-Qur’an dan Hadizt yang kemudian telah dikemas lagi – proses transformasi -
menjadi syair-syair lagu berbahasa campuran, yaitu bahasa Arab, bahasa Arab yang dilafalkan Jawa, bahasa Jawa, penggunaan huruf Latin, bahasa campuran Arab dan Jawa, dan campuran bahasa
Indonesia.
Kesenian Ayun-ayun
biasanya dimainkan oleh kaum laki-laki yang notabene berusia 30 tahun ke atas[3].
Para pelaku ini biasanya adalah bagian dari keluarga ataupun keturunan pemain
Ayun-ayun sebelumnya. Proses ini terjadi dari generasi ke generasi, sehingga
para pelaku hanya terdiri dari sebagian masyarakat di dusun Srikuwe. Walaupun
demikian, kelompok kesenian ini juga terbuka bagi siapa saja yang ingin
belajar, tidak ada persyaratan-persyaratan dan kategori-kategori khusus untuk
memainkan kesenian ini.[4]
Kesenian Ayun-ayun merupakan sebuah perangkat ansambel vokal dan
intrumental yang dimainkan oleh beberapa personil,
diantaranya adalah;
pemain vokal secara koor yang berjumlah 20 orang atau lebih,
satu orang pemain kendang satu muka
- membran,
satu orang
pemain kempul 1,
satu orang
pemain kempul 2 sekaligus
kethuk/kepluk,
satu orang
pemain kenthing low, satu orang pemain sepasang kenthing middle dan
high, satu orang pemain kecrek, dan satu
orang
pemain gong.[5] Semua perangkat instrument ini merupakan perangkat membran – rebana – dengan berbagai
ukuran yang berbeda-beda. Dari semua perangkat instrument secara representatif
menginterpertasikan beberapa instrument yang terdapat pada perangkat gamelan
Jawa, membran kempul seperti kempul logam, membran gong seperti gong
logam, kenthing seperti kethuk logam atau pencon seperti bonang.
Sajian musik Ayun-ayun tampak lebih manis dengan
balutan vokal yang menggunakan teknik ngeluk,
yakni suara vokal yang meliuk-liuk seolah membuat nada yang dilantunkan lebih
bervariatif dan manis. Laras dari
lantunan vokal kesenian Ayun-ayun adalah laras slendro dan pelog yang seperti yang terdapat dalam gamelan Jawa. Karena permainan vokal yang menggunakan teknik
ngeluk, serta begitu banyaknya personil yang berperan sebagai vokal; antara
orang satu dengan orang yang lain harga nada (pitch) dari lantunan vokalnya sangat relativ atau tak sama persis.[6]
Untuk memberi gambaran mengenai lantunan syair lagu kesenian Ayun-ayun,
berikut sebagai contoh telah ditranskripsikan syair lagu yang berjudul ‘Rukun
Iman Sama Saja’. Skala nada pada lagu
ini hampir sama dengan laras Slendro yang terdapat pada gamelan Jawa, dan
nada-nada yang digunakan hampir mendekati nada-nada do, re, mi, sol, dan la
yang menginduk dari notasi sol mi sa si yang
berkembang dari Barat. Dalam notasi yang digunakan di bawah ini mengacu dari
notasi sol mi sa si, di mana notasi tersebut dilambangkan dengan angka; 1=do,
2=re, 3=mi, 5=sol, dan 6=la.
Rukun
Iman Sama Saja
z5x c. z5x c. z3x x.x xj2x1xj2c3 z1x x.x c. . z2x x.x x3x xj2c3
z5x x.x x.x xj.c6 z3x x.x xj2x1xj2c3 z1x x. Ru kun I
man ru kun I man
x.x x.x x2x x.x x3x xj2x3c5 . . j.5 z5x.x x.x c. z3x x.x
xj2x1jx2c3 z2x.x x.x xj.x3x1x x.x xj2x3xj2x5x3x . sa ma sa ja
jx.x2x cjxx3c2 z1x x.x xj3x2jx1cy ztx x.x x.x x.x x.x x.x c. j.y
z1x x.x c. j.z2x xtx x.x xjyxtce zwx x.x x. la ko nono o
jo
x.x x.x x.x x.x x.x c. . . . . .
zex c. ztx x.x x.x x.x c. . . j.t z3x x.x x.x c. zyx x.x xt La li o rang ba
ce zwx x.x x.x x.x x.x x.x x.xc . .
. zex c. zwx c. zex c. ztx x.x x.x x.x c. . . j.eztx x.x x. nyak O jo
la li o rang c. zxyx x.x xtx ce zwx x.x x.x x.x
x.x x.x x.x x.x c. . . j.1 z1x x.x c. j.1 z2x x.x x3x xj2x3x5x x.
ba nyak ma
ring wa jib
c. j.5 z3x x.x x.x c. z1x x.x
xj2x3xj2c3z1x x.x x.x x.x x.x x.x x.x xj.xyc1. . j.5 z5x x.x x.x c. z3
I
pun di a ` ngu po yo
x.x xj2x1xj2c3 z2x x.x x.x xj.x2x1x x.x
xj2x3xjx2x5x3x x.x x.x c. z1x x.x xj3x2xj1cyztx x.x x.x x.x x.x x.x x.x c.
o sa ra
zyx x.x x.x xj.x1xtx x.x xjxyxtce
zwx x.x x.x x.x x.x x.x x.x x.x c. . . e zwx c. zex c. ztx x.x x.x x.
ti pun ngupo yo o
x.x x.x c. j.tztx x.x x.x c.
zjxyxtx3x c. z2x x.x x.x x.x c. . zex c. zwx x.x x.x c. zex x.x x.x cy zt
sara ti pun ma ring u wong
x.x x.x x.x x.x x.x x.x x.x x.xc . .
j.t zex c. zjwxqxjwce zqx x.x x.x x.
kang
u la ma
Dalam kesenian Ayun-ayun juga terdapat keistimewaan lainnya,
salah satunya adalah asmak yang digunakan dalam pencak silat. Asmak adalah bacaan atau semacam mantra yang mempengaruhi tingkah
laku si pembaca atau orang yang melafalkannya. Setelah salah seorang membaca asmak, otomatis orang yang membaca
tersebut akan kehilangan kesadaran tapi bukan trance atau kesurupan, barang
siapa yang sebelumnya tidak dapat lihai dalam menari atau silat nantinya akan
merasakan suatu energi yang masuk ke dalam tubuh sehingga tubuh berdiri dan
mengikuti irama musik ayun-ayun.[7]
[1] Wawancara dengan Mbah Bajuri, umur 78 tahun, jam 16.30 WIB, tgl 21
februari 2012.
[2] Wawancara dengan Mbah Bajuri, umur 78 tahun, jam 16.30 WIB, tgl 21
februari 2012.
[4] Wawancara dengan Mbah Bajuri, umur 78 tahun, jam 16.30 WIB, tgl 21
februari 2012.
[5] Data Bayu Raditya dalam Praktek Kerja Lapangan Jurusan
Etnomusikologi.
[6] Data Bayu Raditya dalam Praktek Kerja Lapangan Jurusan
Etnomusikologi.
[7] Data Agus Eko Triyono dalam Praktek Kerja Lapangan Jurusan
Etnomusikologi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar